Aku dan Pertemanan

Aku dan Pertemanan

Halo, selamat malam semuanya ! tak terasa berapa hari lagi kita akan menyambut pergantian tahun. Sudah lama rasanya bila aku tak pernah menorehkan secercah tulisan pada blog ku kali ini. Ya banyaknya rutninitas sebagai mahasiswa Biologi yang notabene adalah menulis laporan, sehingga sudah lama pula aku tak menuliskan pengalamanku kuliah di Unsoed ini. Mungkin lain kali, bila terdapat waktu senggang, akan ku torehkan sebagian pengalaman seru berkuliah di Kota Purwokerto ini. Namun, pada cerita kali ini, bukanlah sebuah pengalaman yang akan kuberikan, melainkan sebuah kenangan yang megutuk diriku hingga saat ini.

Shafira Rahmania. Orang banyak memanggilku sapi. Lahir di Bandung, tak menjadikan aku sepenuhnya orang Sunda. Ibuku yang notabene berdarah jawa tulen, menjadikan diriku tak asing dengan Kota Purwokerto. Sudah 2 tahun menuju 3 tahun, menempuh kuliah yang jauh dari rumah, alias LDR menjadikan aku kemana mana harus mandiri serta bermental baja. Seringkali rasa kangen atas keluargaku yang super humble, tak jarang membuatku menangis di sepertiga malam. Memikirkan betapa kerasnya mereka mencari uang agar diriku lulus dan sukses kedepannya.

Shafira Rahmania. Orang mengenalku dari tempat manapun. Banyak organisasi yang aku ikuti, menjadikan aku memiliki skill tambahan, namun tak luput membuat diriku menjadi kelelahan. Badan Eksekutif Mahasiswa, Paduan Suara, Himpunan Mahasiswa, Kelompok Ilmiah hingga kelompok Musik aku ikuti. Belum event-event besar di dalamnya. Labas, semua aku kendalikan dalam diri ini. Hal tersebut menjadikan aku banyak kenalan dan pastinya teman.

Tahun 2019. Tahun dimana aku memiliki circle  baru dalam hidupku. Sekaligus, aku kehilangan seorang yang sudah aku anggap sebagai sahabat. Aku orang yang mudah me “labelkan” seseorang menjadi sahabat. Bahkan mungkin hanya bertemu dengan seseorang 3x saja, sudah aku anggap sahabat. Aku orang yang lemah dalam sebuah pertemanan. 

 Lemah dalam artian, aku terlalu cepat sayang terhadap seseorang. Sayang disini dalam makna, aku dapat memberikan segalanya untuk menebus sebuah nilai pertemanan. Menurutku, nilai pertemanan adalah sebuah nilai yang mahal bahkan dengan uang sekalipun. Oleh karena itu, aku menjaga nilai tersebut dengan memberikan segala yang aku punya. Salah memang bila seperti itu caraku dalam menempatkan sbeuah pertemanan di kebutuhan material. Seharusnya aku bisa membeli mereka dengan menempatkan rasa nyaman, canda dan kehangatan. Seharusnya…

Sebenarnya, aku sudah sering bahkan selalu menempatkan canda dan nyaman di dalam setiap pertemanan yang ada. Sudah banyak circle yang aku tempati dan singgahi. Namun, pada akhirnya aku yang merasa kecewa sendirian. Entah aku terlalu berekspetasi tinggi, sheingga bilamana ada sesuatu yang keluar dari ekspetasiku maka aku akan kecewa. 

Aku memiliki sebuah circle  pada awal kuliah. Pertemanan ini awalnya biasa-biasa saja layaknya pertemanan. Hingga masing-masing orang sudah sibuk dengan kegiatannya. Bahkan diantara kami ada yang saling jatuh cinta, sehingga dunia mereka sudah bukan kami lagi pastinya. Lama-kelamaan, circile  ini memecah, dan hanay menyisakan aku dan 3 temanku.
Terakhir ini aku pun sudah memisahkan dari 2 temanku ini. Dan sisalah 1  teman yang menurutku sampai akhir aku kuliah, dia memang yang masih pantas ku sebut teman.

Menurutku teman adalah seseorang yang bisa meluangkan waktunya untuk kita, Namun menurtku ternyata salah. Teman seseorang yang tidak hanya meluangkan waktunya untukmu, namun mereka percaya bahwa dirimu bisa dijadikan teman bercerita dan berbagi suka duka. Selain itu, kamu pun sebaliknya bisa cerita  tentang kehidupannya tanpa ada rasa ragu dan asa di dalamnya.

Seharusnya kalian tahu, mengapa aku bersikap demikian. Mungkin kalian lupa, bahwa aku menjadikan kalian sebagai sosok “sahabat”. Yang selalu menjadikan kalian alasan aku bertahan. Menjadikan kalian untuk selalu satu kegiatan denganku. Selalu menjadikan kalian sebagai tempat curhat untuk segala tangisan.

Tapi kalian mungkin lupa. Lupa bahwa tidak pernah menjadikan aku salah satu list  teman dekatmu. Kalian lupa, bahwa kalian jarang menceritakan cerita pagi hari, cerita kisah cinta kalian. Bahkan kalian mungkin menaruh kecurigaan terhadapku, karena mungkin aku menghilangkan barangmu ?

 Sungguh demi tuhan semesta alam, aku tidak pernah menghilangkan apapun. Bahkan jika barang itu hilang karenaku, akan aku kembalikan tanpa secoret debu sekalipun. 

Lantas, kekecawaan apalagi yang bisa kalian perbuat padaku. Seharusnya kalian sadar. Cukup sadar. Bahwa hal tersebut membuatku luka. Membuatku berfikir bahwa kamu tidak mempercayaiku sebagai teman, bahkan sahabat.

Cukup dan cukup, Tak akan ku mengulanginya.

Semoga teman-temanmu saat ini bisa menjadikan kamu sosok yang selalu berfikir positif dan tidak menyakiti perasaan temannya. 

Cukup. Semoga tuhan memaafkanmu dan diriku.

Dari aku yang penuh dosa. Dan tidak tahu malu.
Shafira Rahmania, OU 00:09, 16-12-19.

Comments

Popular posts from this blog

Naskah Drama Bahasa Inggris A Little Thing Called Love

SMA Negeri 22 Bandung 2015 (Preview)

Tips-Tips Buat Kalian yang Ingin Pergi ke Bali