Seharusnya aku tak begini
Dalam heningnya malam dan dinginnya dekapan Kota Bandung
Tak terasa, sudah 2 jam aku terisak
Mengingat pagi itu menjadi sesak yang tak terjemukan
Rasa ingin menyerah
Berteriak sekencang-kencangnya
Bersuara seraya menghakimi diri sendiri
Jikalau saat itu merantau bukanlah menjadi pilihan hidup
Jikalau saat itu mimpiku bukan menjadi salah satu ambisi
Jikalau saat itu aku memilih untuk diam mengesampingkan egoku
Mungkin akhirnya tidak seperti ini.
Akhir yang benar-benar membuat diriku sesak tak berdaya.
Namun,
Aku tersadar..
Siang itu aku melihat senyum dari kedua orang tuaku.
Menandakan keiklasan yang tak berujung
Menandakan bahwa semua adalah takdir
Membuatku terdiam seraya menatap kedua bola mata ayah
Membuatku terdiam seraya menatap kedua bola mata ibu
Aku melihat adanya kecewa yang bahkan suara ombak di laut saja tidak bisa menjelaskan hal tersebut.
Aku melihat adanya tangisan yang bahkan luasanya samudra saja tak bisa menjelaskan hal tersebut.
Aku melihat adanya luka yang menganga yang bahkan perihnya tertusuk samurai tak bisa menjelaskan hal tersebut.
Aku benar tidak ada apa-apanya di banding mereka dua.
Seharusnya aku tidak menyesali apa yang telah ku ambil
Seharusnya aku tidak menyesali apa yang telah ku raih.
Seharusnya aku menguatkan langkah mereka.
Seharusnya aku mengembalikan senyum mereka.
Seharusnya aku tak begini.
Maafkan aku yang terlalu larut dalam kesedihan ini,
yang bahkan saja aku tidak tahu
bahwasanya ayah dan ibu lebih larut dalam lautan sedih ini.
Bandung, 18 Mei 2021
Bandung, 18 Mei 2021
Pukul 1:22
Comments
Post a Comment