Mengakhiri Cita-Cita Terpendam
“Mengakhiri cita-cita
terpendam
Tebal,Capslock, mengandung
kekesalan, kemarahan, kebencian, kecewa yang terdapat pada judul di
atas.Sebenanrya bukan hal itu yang ingin aku sampaikan pada kalian semua. Ini
tulisan di buat untuk menginspirasi (semoga) kalian semua yang mungkin
cita-citanya harus berubah, atau masih kurang bersyukur dengan jurusan yang di
jalani sampai saaat ini.
Sejak SD dahulu, ada sebuah
cita-cita yang sampai sekarang harus terbasmi lagi oleh kemampuan aku yang
cuman segitu tok. Cita-citaku
tersebut adalah Dokter dan ilmuwan Biologi. Menurutku menjadi seorang dokter
memanglah keren. Mengobati orang sakit, menghipotesa penyakit seseorang,
memegang jarum suntik dan alat operasi, memakai jas putih yang selalu di
kenakan di badan, dan pastinya seorang dokter itu pintar. Jaman SD, aku selalu
berpikir bahwa menjadi dokter itu mudah. Apalagi di jaman SD, kemampuan
akademik ku terlampau baik.
Menjadi seorang Ilmuwan Biologi,
menurutku tidak kalah kerennya dari Dokter. Dengan ilmu yang mereka miliki,
mereka dapat meneliti apapun yang ada di Dunia. Salah satunya di Bidang
biologi. Biologi itu ilmu yang keren menurutku. Dari mulai
hewan,tumbuhan,sampai bakteri hingga virus pun di pelajari.
Menjadi dokter ataupun ilmuwan
Biologi merupakan cita-cita yang memang sesuai dengan kemampuan akademikku
apalagi di Bidang biologi. Saat SD dahulu, aku memang sudah mengenal buku
Campbell dan buku sains lainnya yang berkaitan dengan Biologi. Hal itu
dikarenakan saat SD kelas 3 dan 4 aku merupakan peserta Olimpiade Sains Kuark
dan sudah sampai tingkat Provinsi. Menurutku itu prestasi yang cemerlang dan
meyakinkanku terhadap cita-citaku menjadi seorang Dokter ataupun Ilmuwan
Biologi.
Tetapi…Sejak SMA, semuanya berubah
Rasanya tidak hanya Biologi saja
yang harus aku kuasai untuk mendapatkan kedokteran atau sarjana Biologi. Tetapi
ada Matematika,Fisika, dan Kimia yang selalu mengahantuiku. Remedial sudah
menjadi makanan sehari-hariku kecuali Biologi.
Mungkin bagi teman-teman yang sudah
baca cerita ku yang di tolak PTN hingga berkali-kali, pasti tau kan, aku
mendaftar Jurusan Biologi di semua pilihan SBMPTN ku. AKu memang ambis sekali
dengan Biologi. Tapi, ternyata kemampuanku memang tidak sebaik teman-temanku
yang lolos di Pilihan Biologi. Aku hanya mengandalkan satu Matkul yaitu Biologi
doing. Matematika,Fisika dan Kimia
pada saat SBMPTN saja, aku tidak mengisinya. Ya oleh karena itu aku akhirnya
menerima kenyataan bahwa aku harus merelakan itu semua, dan belajar giat
kemabli untuk mendapatkan Biologi di tahun selanjutnya.
10 Juni 2017 merupakan hari
pengumuman di mana aku mendapatkan PTN dengan jurusan D-III Pengelolaan Sumberdaya Perikanan,Fakultas Biologi, Universitas
Jenderal Soedirman. Awal melihat pengumuman tersebut, aku jujur menangis
dan senang sekaligus namun 3 menit kemudian aku Bingung. Sebenarnya jurusan ini
itu Perikanan atau Biologi. Senengnya Fakultas Biologi, bingung dan rada
mikirnya kenapa namanya Perikanan. Namun, menurutku asalkan Fakultasnya
Biologi, ya y owes bae,koh. Dan
akhirnya pun aku masuk ke sini.
Namun, walau aku sudah menjadi
Mahasiswa aktif di D-III PSDP, keinginanku untuk menjadi seorang sarjana
Biologi belum pupus juga. Aku tetap belajar untuk SBMPTN dan Utul tahun 2018.
Namun nyatanya belajar SBMPTN dengan status mahasiswa aktif adalah perbuatan
yang sangat tidak kondusif. Aku harus membagi antara waktu belajarku untuk SBM,
waktu untuk belajar di PSDP, dan waktu untuk bero-organisasi. Nyatanya, di
Unsoed pun aku mengikuti beberapa UKM
yang sibuk dan beberapa event Universitas maupun Fakultas.
Dengan segudang aktivitas yang ada,
Tujuanku untuk mengikuti SBMPTN 2018 dan Utul UGM 2018 pun terlupakan. Pada
saat SBMPTN 2018 kemarin, aku gagal mengikuti ujiannya, dikarenakan pada
tanggal yang sama, aku sedang bertugas menjadi Penerima Mahasiswa Baru via
jalur Undangan di Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa Gita Buana
Soedirman Unsoed. Kebetulan aku masuk Divisi Humas dimana tugasku adalah
mencari dedeq-dedeq emesh yang mau masuk UKM ku.
1 Minggu setelah itu aku mulai
berpikir untuk mengikuti Utul UGm 2018. Kebetulan jarak dari waktu tersebut ke
tanggal Ujian Utul UGM 2018 masih berjarak 2 bulan lamanya. Harapan untuk
menjadi Gamada 2018 tidak jadi pupus,hehehe. Aku mulai belajar Utul 2018.
Sebenarnya sih, aku udah siap untuk mengikuti Utul 2018 kali ini, karena memang
semester 1 kemarin aku membagi waktu belajarku untuk Utul. Karena aku juga
tidak berharap dengan SBMPTN 2018. Oleh karena itu, IPK Semester 1 ku tidak
terlalu mantul banget.
Hingga suatu ketika, di Fakultasku
ada Pendafatran Beasiswa PPA dimana pesertanya merupakan Mahasiswa Aktif DIII
atau S1. Aku mendapatkan info tersebut dari Ibuku. Kebetulan Ibuku punya akun
Instagram dan mem follow akun Anak Unsoed di Instagram. Akhirnya aku disuruh
ibuku untuk mendaftarkan ini.
Beasiswa PPA sendiri merupakan
pengalaman pertama kali aku dalam mengikuti Beasiswa. Biasanya sejak SMA, aku
sangat cuek dengan program Beasiswa yang ada. Karena ini merupakan hal pertama
kali aku ikutan Beasiswa, jadi ngurusin adminitrasi nya pun sulit juga. Karena
harus membuat PKM ( Program Kreativitas Mahasiswa), Scan Sertifikat, legaliser
kRS dan lain lain. Tapi ternyata semua usahan itu tidaklah sia-sia . Hingga
pada tanggal 30 Mei apa April ya, aku diterima Beasiswa PPA ku.
Comments
Post a Comment