Senja dan Jingga
Kamu tahu hal apa yang begitu menyakitkan dalam hidup ini?
Bersama namun tak ditakdirkan bersama.
Segaris namun sebenarnya hanya bersinggungan.
Banyak hal yang tak dapat di suakan.
Layaknya Senja dan Jingga.
Jingga yang selalu hadir menemani Senja.
Senja pun demikian selalu bersama dengan Jingga.
Namun walau mereka bersama di saat itu,
akan ada waktu mereka menghilang.
Senja di paksa menghilang karena malam meminta.
Jingga di paksa menghilang karena senja pun menghilang.
Senja dan Jingga selalu bertemu.
Senja selalu menunggu kedatangan Jingga.
Jingga pun sebaliknya.
Menunggu kedatangan Senja.
Namun tahukah kamu?
Tidak selalu senja akan bertemu dengan Jingga.
Akan ada saatnya Senja bertemu langsung dengan Gelapnya Malam.
Dan Jingga ?
Jingga akan selalu menunggu Senja menjemputnya.
Namun pada akhirnya..
Jingga mengalah.
Mengalah kepada Gelapnya Malam.
Jingga sadar bahwa kehadirannya belum tentu membersamai senja.
Lalu senja bagaimana?
Senja pun menunggu Jingga, namun ia sadar.
Bahwa Senja milik Gelapnya Malam.
Teruntuk Senjanya seseorang, maafkan jingga yang selalu menunggumu.
Teruntuk Jingganya seseorang, maafkan Senja yang selalu hilang bersama gelapnya malam.
Mungkin kini saatnya Senja meminta maaf pada Jingga.
Bahwasanya waktu akan selalu membersamai kita, namun apa daya gelapnya malam mengutuk kita.
Kini hanya kenangan dan fatamorgana yang menjadi saksi untuk kita.
Selamat tinggal Jingga.
Terimakasih untuk waktu yang kamu berikan bersama Senja, wahai Jingga.
Dari Senja yang selalu menunggu Jingga.
Dan...
Selamat datang gelapnya malam.
" Walau Kutahu, kau bukan untukku. Tapi tetap kau terindah. Cinta tak salah. Aku yang Salah..."
Comments
Post a Comment