Perpisahan (1)
Mengenang sebuah perpisahan tidak selamanya menjadi sebuah anugerah.
Kadang ada beberapa hal yang harus kita pahami dari sebuah kata "perpisahan"
Memang semua hal tidak harus dikenang.
Namun perpisahan sendiri memiliki makna dalam, bagi pengampunya.
Aku mengerti bahwa di dunia ini tidak ada hal yang benar-benar abadi.
Hanya sebuah rasa dan ucap kata, yang menjadi penghubung antar perpisahan.
Aku mengerti bahwa pada akhirnya, kita semua mengalami perpisahan.
Aku pernah merasakan jatuh dan bangun dalam mencintai.
Aku pernah merasakan jatuh dan bangun dalam berteman.
Aku pernah merasakan bahwa jatuh dan bangun pada sebuah perpisahan, adalah luka.
Namun harus kusadari, hidup akan terus berlanjut.
Angin yang berhembus...
Cahaya yang menyinari...
Awan yang menutupi...
Dan air yang menghidupi...
Semua akan memilih pada waktunya masing-masing.
Ada rasa sakit, trauma, sekaligus rindu dalam memeluk luka.
Namun kutepiskan seluruhnya kepada Langit dan isinya.
Aku menyadari bahwa perpisahan yang ku ambil, belum lantas berakhir.
Aku menyadari bahwa lembaran baru yang ku ambil
nyatanya masih berkesinambungan dengan lembar terakhir.
Pada akhirnya, aku mengalami perpisahan yang menyakitkan.
Dengan derau suara dalam hati yang menggebu
Menginginkan semuanya layaknya seperti biasa saja.
Namun pada akhirnya aku terpaksa memahami, bahwa ini benar-benar sudah berakhir.
Kepada perpisahan yang telah ku ambil
Izinkan aku untuk mencabut setiap luka yang ada pada dirimu.
Semoga diri ini lekas sembuh dari segala luka, dan masa lalu yang menyerbu.
Semoga diri ini selalu menjadi badai ditengah lautan samudra yang luas.
Badai terlihat kecil, namun nyatanya bisa meluluhlantahkan apa saja yang ada di depannya.
Comments
Post a Comment