2017-2022 : Seperti 6 tahun yang lalu

 


 

 

Ku kira 6 tahun menjadi cukup untukku.

Cukup untuk melupakan.

Cukup untuk mengikhlaskan.

Cukup untuk merelakan.

Cukup untuk menjadi bahagiaku saat itu.

Cukup.

============================================================================

Akhir-akhir ini telah aku mengalami banyak kehilangan. Entah kehilangan orang baik dalam hidup, atau orang yang berpura pura baik sekalipun. Semakin lama ku memikirkan hal ini, nyatanya memang benar, bahwasanya manusia memang diciptakan tidak benar-benar menetap. Ada yang singgah namun tak cukup sungguh. Ada yang sedang berjuang namun takdir tak memberi ruang. Ada yang saling menyakiti namun saling memberkati. 

Di setiap malam tertentu, aku terbangun, terkadang melihat sisa sisa memori dan foto yang mencoba untuk menguatkan hati. Namun tak terasa air mata goyah dan menetes satu per satu.

Aku paham, bahwasanya aku masih berduka.

Berduka dengan kehilangan yang tak mampu aku maafkan.

Kehilangan yang ku kira tak seberapa itu, ternyata menambah luka yang ternyata belum sempurna tertutup.


Hingga, kubuka kembali beberapa foto dimasa lalu.

Foto tentang "kita" di tahun 2016-2017.

Foto bahagia yang saat itu senyumnya lebar tak terkira.

Foto yang menjadi kebahagiaan yang mungkin saat itu menjadi kenangan paling indah sepanjang masa.

Andai, saat itu kita tidak bergemuruh dengan ego masing masing.

Andai, saat itu kita tidak mengeluarkan emosi satu sama lain.

Andai, waktu itu kita paham bahwa ego dapat meruntuhkan segalanya.

Andai waktu itu semua bisa terukur dengan baik-baik saja.

Andai waktu itu telinga kita bisa saling mendengar tanpa menyalahkan.

Dan...


Andai saat ini, aku melihatmu di depanku.

Andai saat ini, kamu mencariku seperti 6 tahun yang lalu.

Andai saat ini, kamu menyalahkanku karena aku tidak menyalakan telpon seperti 6 tahun yang lalu. 

Andai saat ini, kamu selalu mengabarkanku hanya sekedar menanyakan "lagi apa?" seperti 6 tahun yang lalu.

Andai saat ini, kamu selalu menyempatkan waktu untuk menghubungiku seperti 6 tahun yang lalu.

Andai saat ini aku seperti 6 tahun yang lalu.

Pasti aku akan bahagia.

Pasti aku tidak akan merasakan patah dan kehilangan yang terus membuatku sesak.

Andai kamu saat ini di depanku..



" Terimakasih MTR karenamu aku sadar, aku  pernah dicintai setulus itu. Mungkin rasanya telat atau bahkan sangat telat untuk ucapan terimakasihku ini. Terimakasih telah menjadi seseorang yang terus mencari keberadaanku saat itu. Sungguh, dikala itu aku menyesal karena selalu menyalahkanmu yang terlalu posesif, mengikutiku kesana kemari, bahkan memarahiku karena aku sulit dihubungi. Setelah aku mengalami hal hal yang membuatku patah kembali kemarin. Aku sadar, bahwa hal hal yang membuat jengkel tadi, justru yang membuat aku merasa di cintai. Aku lelah mencari orang yang akhirnya mematahkan hatiku juga. Bahkan parahnya dia tahu bahwa aku pernah patah, tapi "dia" malah membuat patahan itu menjadi patahan yang lebih kecil. Mungkin kalau kamu membaca pesan ini, ada rasa benci terbesit atau rasa kesal namun percayalah, kamu menjadi seseorangku hingga saat ini. Ki, suatu saat kalau dimasa manapun kita bertemu, janji ya sama aku, untuk jatuh cinta bersama lagi ? Tapi sampai akhir ya ? Kalaupun tidak bisa jatuh bersama lagi, setidaknya kita bertemu sebagai sepasang yang utuh ya.."

 

Comments

Popular posts from this blog

Naskah Drama Bahasa Inggris A Little Thing Called Love

SMA Negeri 22 Bandung 2015 (Preview)

Tips-Tips Buat Kalian yang Ingin Pergi ke Bali